Santri Pondok di Kediri Tewas Dianiaya Senior, 1 Pelaku Asal Denpasar
Denpasar - Seorang santri tewas dianiaya di salah satu pondok pesantren (ponpes) Kediri, Jawa Timur. Korban bernama Bintang Balqis Maulana (14) asal Banyuwangi, Jawa Timur, itu tewas di tangan empat seniornya. Salah satu pelaku asal Denpasar, Bali.
Empat pelaku itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Berikut fakta-fakta tewasnya santri ponpes tewas di Kediri yang dikutip dari detik Jatim.
1. Berawal dari Video Viral
Kasus penganiayaan santri terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Mojo, Kediri, Jawa Timur. Kejadian ini terungkap setelah video viral yang menunjukkan kemarahan keluarga korban kepada pria yang mengantarkan jenazah korban pulang ke Banyuwangi.
Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji membenarkan peristiwa penganiayaan hingga menyebabkan santri di Kediri itu meninggal. Menurut Bramastyo, saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan kasus tersebut.
2. Korban Sempat Dikabarkan Jatuh dari Kamar Mandi
Keluarga Bintang Balqis Maulana mengatakan pihak ponpes sempat menyebut Bintang tewas akibat terjatuh di kamar mandi. Kakak korban, Mia Nur Khasanah, menyebut jenazah tiba pada Sabtu (24/2/2024) malam.
"Awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Kami pun kaget. Saya langsung bergegas pulang ke kampung dari Bali," kata Mia, Senin (26/2/2024).
Setelah jenazah dikeluarkan dari mobil, muncul kecurigaan dari keluarga. Sebab, darah terus mengucur dari keranda. Kemudian, keluarga meminta jasad korban dibuka.
3. Ada Bekas Sundutan Rokok-Jeratan Leher
Tubuh santri asal Afdeling Kampung anyar, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, itu terdapat sundutan rokok dan dugaan bekas jeratan di leher. Kondisi tersebut ditemukan keluarga korban saat jenazah Bintang Balqis Maulana tiba di rumah duka, Sabtu malam.
Mia menemukan luka-luka tersebut setelah kain kafan yang membungkus tubuh adiknya dibuka.
"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," ungkap Mia, Senin (26/2/2024).
Mia menambahkan selain luka tersebut, ada sejumlah luka sundutan rokok terlihat di kaki korban yang jumlahnya lebih dari satu. Ada pula satu luka di dada yang menurutnya seperti berlubang.
4. 4 Senior Korban Jadi Tersangka
Empat orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan tersebut. Keempat pelaku merupakan senior atau kakak kelas korban di ponpes yang sama. Berikut inisial mereka.
MN (18) asal Sidoarjo,
MA (18) asal Nganjuk,
AF (16) asal Denpasar
AK (17) asal Kota Surabaya
"Minggu malam kami telah mengamankan 4 orang dan kami tetapkan sebagai tersangka dan kami lakukan penahanan untuk proses penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji kepada wartawan, Senin (26/2/2024).
5. Motif Penganiayaan Santri di Kediri
Polisi mengungkap motif penganiayaan terhadap Bintang Balqis Maulana. Penganiayaan diduga karena adanya kesalahpahaman.
"Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang," ujar Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Senin.
Bramastyo masih enggan menjelaskan kesalahpahaman apa sehingga Bintang Balqis Maulana dianiaya hingga tewas. Meski demikian, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi untuk mengetahui bagaimana para tersangka menganiaya korban.
"Termasuk cara para tersangka menganiaya korban dan hal yang menyebabkan dia tewas dia akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit di Banyuwangi yang menerima jenazah," jelas Bramastyo.
6. Pihak Ponpes Angkat Bicara
Pihak Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyah, tempat Bintang Balqis Maulana mondok akhirnya buka suara.
"Saya dikabari saat baru bangun tidur, bahwa Bintang meninggal dunia. Kemudian saya tanya saudaranya, FT, bahwa korban terpeleset di kamar mandi," kata pengasuh santri ponpes Fatihun nada atau Gus Fatih, pada Senin (26/2/2024)
Gus Fatih mengaku mendapat kabar tersebut pada Jumat (23/2/2024) pagi. Saat itu, ia menerima kabar bahwa korban sudah meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Kecamatan Ngadiluwih.
"Begitu mendengar kabar itu, saya langsung memanggil saudaranya, FT, yang juga mondok di sini. Menurut keterangannya korban terjatuh di kamar mandi, kemudian dibawa ke rumah sakit," jelas Gus Fatih.
Kabar ini kemudian diteruskan ke paman korban, Suryanto. Gus Fatih mengaku tidak punya kontak orang tua korban.
"Saya menghubungi paman korban karena ayah dari FT ini yang dulu membawa Bintang ke sini mondok. Saya juga tidak tahu orang tua dari korban," imbuh Gus Fatih.
Setelah melalui proses persiapan, jenazah Bintang kemudian diantar pulang ke Banyuwangi. Gus Fatih ikut dalam rombongan pengantar jenazah tersebut.
Komentar
Posting Komentar